Friday, November 14, 2014

The Wageningen Challenge #4 - Wageningen Pintar Eat Bulaga

Tantangan yang ini terinspirasi dari salah satu acara tv bertajuk Indonesia Pintar Eat Bulaga. Awalnya gw sering liat di time line twitter kalau sedikit-sedikit mereka tulis,’BISA JADEEEE.’ Ih, ini apaan sik? Atas nama  FOMO *hyeukkk*, dicari tahu apa sih yang bikin mereka sedikit-sedikit ngetwit absurd kayak gitu. Akhirnya gw menemukan salah satu video Indonesia Pintar Eat Bulaga. Gw masih inget lho, kalau ngga salah itu Jumat tengah malam menjelang Sabtu dini hari gw nontonin video itu sampai ngakak jengkang. Setelah itu, gw asih tahu Teh Dewi dong acara tersebut. Nggak tahu kenapa ya, tidap ada video/tulisan (blog/artikel, dsb) yang alay-kampring-kampret-garing gimana gitu, gw tuh cenderung ngasih tahu Teh Dewi dan biasanya Teh Dewi meneruskan ke si Sakana. Begitulah adanya. Nah, inspirasi awal dari Wagenigen Challenge pada saat itu adalah video yang satu ini:



Edan dong, itu peserta udah kayak kesurupan. Semoga pita suaranya baik-baik saja. Amen.

Lalu tercetuslah untuk bikin Wageningen Pintar Eat Bulaga. Dengan dibantu mahasiswa stress lainnya di Wageningen (Nuning, Ayu, Teh Dewi), akhirnya tercipta soal-soal untuk dimainkan saat kuis. Supaya netral, yang bantuin kita untuk teriak ‘IYA,’ ‘BUKAN,’ dan ‘BISA JADEEEE,’ adalah Teh Dewi. Selain sebagai bagian dari The Wageningen Challenge ini pun adalah bukti bahwa mahasiswa S2 itu sama sekali nggak lebih jago dari anak SD. Kalau udah grogi dan dikejar waktu, tetep aja ngaco semua jawabannya, padahal gw udah ngetawain abis-abisan tuh bocah SD, taunya gw sendiri....meh. nggak percaya? Bisa dilihat di video berikut ini:


Dan ternyata  tantangan ini dimenangkan oleh Sakana dengan selisih satu poin. Itu pasti gara-gara pertanyaan-pertanyaan buat gw lebih susah daripada dia. Tidakkkkk!!!!

Lokasi tantangannya kalau nggak salah di kamarnya Nuning. Kenapa? Karena kamarnya selalu rapi jali dan bersih, tak ada debu barang seujung kuku!! Mana lagi kalau terjadi kebrutalan seperti kita makan-makan dan minum-minum di kamanya, kita dilarang cuci piring!!! Horeeee!!! Karena selain pada Tuhan, si Nuning hanya percaya sama dirinya sendiri, kalau orang lain cuci piringnya dia nggak yakin sudah memenuh kaidah mikrobiologi di mana semuanya harus steril.

Selain itu, kenapa dilakukan di Bornsesteeg dan bukan Asserpark adalah adanya undangan makan-makan dari....entah dari siapa. Pokonya ada acara makan-makan hari itu. Biasalah, Bornsesteeg kan pusat tata suryanya mahasiswa Indonesia di sana, nama pun semua mahasiswa tumplek di sana. Asserpark? Da itu mah housing apaan atuh.

Oiya, ngomongin Bornsesteeg sebagai pusat tata suryanya orang Indonesia, housing ini punya ruang serba guna bernama Number 3 di lobinya. Begitu masuk, tengok sebelah kanan ada ruangan lumayan gede dengan layar, meja dan kursi-kursi yang bisa digunakan oleh siapa pun secara gratis asal minta izin dulu sama caretaker di Bornsesteeg. Kadang dipakai untuk acara family gathering (orang mana pun), acara nonton bareng, buka puasa bareng, dan yang paling heitz untuk mahasiswa Indonesia adalah acara karaoke bareng.  

Tuh yang di kanan: Number 3.
Pic from here

Sejarahnya, konon, pada masanya, Number 3 itu merupakan pub. Karena di setiap housing itu emang punya pub. Asserpark, Hoevestein, dan Dijkgraaf pun punya pub yang biasanya buka pada hari tertentu (kalau Asserpark tiap kamis malam, kamu punya pilihan antara main ke pub atau  ngepet!!) atau kalau sedang ada event tertentu. Nah begitu juga dengan Bornsesteeg. Tapi, whisper on the street told me kalau pada suatu hari ditemukan tikus di sekitaran Number 3 tersebut. Artinya apa? berarti jorok dong ya ituh pub sampai bisa ada tikusnya, peristiwa ada kecoak sebiji aja harus lapor caretaker (tetep, di Bornsesteeg tuh ada kecoa. Penghuni Asserpark jumawa!!) dan dilakukan operasi pembersihan kecoa di setiap kamar, gile kan? Karena peristiwa tersebut, maka dilakkan alih fungsi sebagai ruang serba guna untuk siapapun yang mau pakai. Kalau pub kan cenderung penuh barang, jorok, remang-remang. Setelah jadi ruang serba guna jadi lebih lowong karena sedikit barang dan semua yang menggunakan harus membersihkan seperti semula.

Gilak yak, tiap gw cerita kayaknya Bornsesteeg itu tempat yang mengerikan bingits yak?! Hahahahahaha...enggak juga sih, ya kalau lebih senang segala sesuatu terfasilitasi di kamar sendiri dan banyak teman-teman Indonesia, ya tinggalah di sini. Asserpark juga kampret kok, tapi beda tipe kampret sama Bornsesteeg, it's just so Dutch, the kampretness is just so Dutch, nanti kita bicarakan.

-cchocomint-

0 comments:

Post a Comment