Wednesday, January 28, 2015

The Wageningen Challenge 5: Remarks

Sampai saat ini, dari semua challenge yang pernah dilakukan, Wageningen Challenge edisi 5 adalah favorit gw. Pada awalnya gw nggak punya ekspektasi apa-apa, just for the sake of challenge, but it turned to be so fun, maksudnya FUN!!! Padahal yang dilakukan cuma mampir di stasiun kereta doang, nggak sedikit pun menyambangi kota tersebut.

Gw sempat ragu karena pada awalnya banyak rombongan yang mo bergabung di challenge ini. Bukannya nggak suka banyak yang gabung, tapi karena ini bukan sedang jalan-jalan santai, maka semakin banyak orang dalam rombongan, semakin ribet. Banyak yang diangon dan bakal ada kecenderungan tunggu-tungguan sedangkan kita kudu sigap alias sinting dan gagap buat ngejar semua jadwal yang udah direncakanan, kalau engga, bisa bubar kabeh semua rencana yang udah disusun. Tetapi nyatanya, seperti yang Sakana bilang, yang akhirnya ikut challenge ini cuma bertiga: Gw, Sakana dan Linda. Linda pun berperan sebagai camerawoman *emot thumb up*

Nah, ada beberapa remarks dari tantangan ini, yaitu:

Hujan. Bok, pagi-pagi di hari-H, hujan turun deras. Sialan, cuaca Belanda emang suka ngajak bercanda!! Emang sih kita bakal di dalam kereta seharian ini, tapi tetep aja judulnya train hopping, walhasil butuh jalan, pindah platform, naik tangga lumayan banyak sambi lari terbirit-birit. Ini hujan bakal bikin performa terganggu dan suasana gloomy. Tapi berbekal pengetahuan bahwa dalam sehari kita bisa mengalami empat musim, yaudalah, optimis Jek!!

Kalau hujan, becek, gada ojek, terus lari-lari naik tangga buat ngejar kereta bisa repot.
Untung matahari bersinar lagi!

Jadi punya cerita. We have story to tell, asyik kan. Bahkan orang Belanda pun belum tentu pernah ngelakuin hal kayak gini. Sama lah ibarat kata sama orang asing yang udah khatam keliling Indonesia tapi gw sendiri nggak pernh ke mana-mana *toyor*. Namun sejatinya, cerita itu hanyalah kedok, yang sebenar-benarnya ya buat pamer :))). Ah, apalah artinya semua hal di dunia fana ini kalau bukan buat dipamerin, ya kan? Gw masih inget waktu itu bos internship nanya apa yang gw kerjain di kala weekend, dan dengan bangga gw bilang, ‘Me and my friends managed to travel around Netherlands within a day.’  Pas gw ceritain ke mana aja lokasinya, diana amazed gitu karena kita berhasil menjelajahi 11 dari 12 provinsi, cuma kurang provinsi Friesland aja. Pada awalnya Friesland pun akan kita sambangi via Leeuwarden , tapi setelah kalkulasi waktu, nggak mungkin kekejar, ya udah bhayyyy Friesland!!

Tahu hal-hal baru. Salah satunya adalah mendapati tempat bernama Vliesingen di Belanda. Terlalu banyak hal artifisial di sini, termasuk pantai buatan. Begitu nemu tempat ini yang mana pelabuhan yang sesungguhnya, hati langsung melonjak, sungguhkah? Ternyata bener lho, begitu keluar dari kereta, bau laut dan suara burung mulai kedengaran, burung camar kali yak. Gw pribadi pada saat itu penasaran berat sama kotanya, tapi nggak ada waktu kalau harus mampir segala.

Vliessingen 

Hal lain yang gw temui adalah kereta di Rossendale yang tujuannya ke Antwerp kok jelek amat sih? Ini sebenernya kereta antar negara atau angkot Caheum-Cibaduyut di Bandung sih?! Tolong jelaskan!!!
Jelaskan semua ini!!! Jelaskan!!!

Soal kereta Belanda yang pisah tujuan pun gw baru tau. Jadi di stasiun kan ada platform gitu, platform 1,2,3, dst. Kadang ada platform 3A dan 3B yang lokasi sama tapi berbeda, kayak gambar berikut:



Jadi satu kereta parkir di sepanjang platform 3A sampai 3B. Bagian kuning adalah lokomotif kereta. Nah, meskipun satu kereta, tapi tujuannya berbeda. Pada waktunya berangkat, kereta ini akan pisah di satu gerbong, yang satu gerak ke kanan (dari platform B) dan yang satu lagi ke kiri (dari platform A). Jadi perintah untuk naik kereta dari platform dengan kode A atau B jangan dibecandain, salah-salah nggak nyampe tempat tujuan.

Dutch lansekap. Gila, seharian di kereta membuat  tersadar kalau lansekap (istilah yang dipake bener nggak sih?) Belanda itu sungguh membosankan. Serius, sepanjang perjalanan, pemandangan yang dijumpai hampir selalu: rumpu - rumput - rumput - rumput+pepohonan - rumput - rumput - rumput+dedombaan/sesapian - rumput - rumput - rumput+sungai - rumput - rumput - rumput+kincir angin - rumput - rumput - rumput *mati bosan*. Bawaannya langsung bandingin sama Suisse, cakep banget. Biasalah, burung tetangga selalu lebih besar (baca: the grass is always greener). 

rumput - rumput+pepohonan

rumput+sungai - rumput+kincir angin - rumput+dedombaan/sesapian

Skip Friesland adalah keputusan terbijak.  Lha wong di skip  aja kami sampai ke Wageningen jam setengah satu pagi, untung masih dapet kereta dari Arnhem ke Ede dan sempet ngejar bus yang terakhir dari Ede ke Wageningen. Fyuh. Kalo eggak harus ngesot setengah jam lebih ke rumah masing-masing *betis langsung berkonde* atau nggondol sepeda dari parkiran.

Halte bus malem-malem, kalau bus nggak kunjung datang, haruskah menggondol sepeda yang terparkir?


But that was an amzing experience for me!! Kalau buat Sakana, mungkin trip ini hanyalah butiran debu, secara dese sih udah sampai di level trip Trans Siberian!!! 

-cchocomint-

Thursday, January 22, 2015

Like Wageningen: Running Away from The Thesis

Di postingan sebelumnya cchocomint udah ngasih 10 alasan untuk lanjut sekolah di Wageningen. Untuk yang sudah mulai menua dan senang dengan kota yang tenang, pas banget lah kalo ke Wage. Walopun kalo eike ditanya mo lanjut pehade di Wage apa ngga, pasti bakal dijawab: nggak! Muahahaha... nyelesein master ajah udah setengah idup, bisa-bisa ntar pehade tinggal seperempat idup.... Yah mawas diri aja lah ma kemampuan otak, hehehe.

Anyway, jauh sebelum The Wageningen Challenge tercipta, di awal tahun 2013 gw ikut kontes yang diselenggarain sama student body WUR namanya Like Wageningen. Kita bisa submit foto ataupun video durasi 10-60 detik yang masuk dalam 5 kategori: study, student life, housing, Wageningen, ...... apa ya satu lagi? lupa. Dari kelima kategori itu yang paling sepi entry yang kategori study. Artinya kemungkinan menang bakal lebih gede, muahahahaha... #sakanatukangberstrategi. Yang menang bakal dapet city bike Wageningen. Ini lomba 17an apa ya hadiahnya sepeda?

Buat proses shooting gw dibantu sama Jo, itu lho yang jadi kameramen di The Wageningen Challenge episode 1. Kalo soal bikin video dan melakukan hal aneh mah cuma ada 2 orang yang pasti mengangguk mau bantuin gw, Jo 'n cchochomint, hahaha.

Konsepnya terinspirasi dari video Where the Hell is Matt. Awalnya mo nari2 ga jelas gitu di berbagai tempat di Wage, tapi apa daya selain otak ga nyampe aku pun tak bisa menari... Trus mau finger-tutting tapi pas test cam sehari sebelumnya bareng Jo, ternyata ga cocok. Akhirnya diputuskan jadi cuma lari2 cantik nan riang aja. Apalagi pas sama lagunya yang emang dari awal pengen pake lagu Nyan Cat.

Inget pas cchocomint nulis kalo cuaca di Wage (ato Belanda secara umum) tuh labilnya ampe sehari bisa ngerasain 4 musim? Nah, di hari kita mo syuting pagi-paginya turun hujan salju aja dong! Mana lebat pulak. Udah hampir dibatalin, tapi setengah jam menjelang jam janjian syuting, saljunya berenti dan matahari bersinar dengan cerahnya (tapi tetep dingin) -____-


FYI, itu gw ngetik thesis gw beneran.

Lokasi awalnya di silent room library forum. Lalu pindah ke depan forum - sport centre de bongerd - trek lari de bongerd - tarthorst (c1000) -  terminal bis - kedai passantje - bioskop di heerenstraat - open market centrum - pelabuhan nude. Sebenarnya masih ada beberapa lokasi lainnya juga tapi berhubung durasi maksimalnya cuma 60 detik, jadi lokasi yang lain diilangin. Lagian itu juga udah dari ujung ke ujung Wageningen.

Titik2 yang jadi lokasi shooting

Okeh, sekarang pertanyaannya adalah: menang ga?

Ya menang lah! Secara satu PPI dan lab dikerahkan buat nge-like video gw, hahahaha. Lagian lawan gw yang lain (di kategori study) cuma submit foto, cuma gw doang yang niat bikin video.

Di hari penyerahan hadiah, semua karya pemenang ditampilin di alun2 forum. Pas giliran video gw diputer semua langsung pada berenti beraktifitas dan nonton. Bukan karena videonya kece, tapi gara2 lagu Nyan Cat yang kuenceng buanget. LOL.

Kali ini cchocomint yang nemenin (baca: motoin) gw pas penyerahan hadiah soalnya Jo ga bisa kabur dari lab.

diwawancara dulu sebelum dapet hadiah

bahagia dapet sepeda baru

Menurut cchocomint, pemilihan pemenang pasti berdasarkan tinggi badan. Mamen, itu sepeda gede dan tinggi banget ternyata! Gw aja kudu jinjit. Mana ternyata itu sepeda pake foot break macem sepeda ontel.

langsung test drive

cchocomint ikutan nyoba tapi kalo ngayuh ga bisa duduk karena kaki ga nyampe

Itu sepeda gw bawa pulang ke Indo dan jadi kedemenan babeh gw.

Nah... tambah lagi kan satu alasan kenapa sekolah di Wage? Kabur dari tesis aja bisa dapet hadiah di sini! #ajaransesat

-sakana-




Kenapa ke Wageningen?

Salah satu hal yang bisa membuat The Wageningen Challange ini terwujud karena gw dan Sakana sama-sama kuliah di Wageningen #ObviousFact. Coba kalau Sakana di Wageningen tapi gw di ETH-Zurich? Mana bisa!! Atau gw di Wageningen tapi Sakana di Oxford, priye coba?? Jadi ada baiknya gw ceritakan sejarah panjang nan berliku (padahal nggak) kenapa akhrinya gw terdampar di Wageningen.

Ada 1001 alasan kenapa orang memilih untuk kuliah di Wageningen. Karena kampusnya sustainabe abis, karena di desa jadi tenang dan nggak ada distraksi, karena lingkungannya internesyenel abis, karena Wageningen tu emang paling okeh untuk jurusan yang gw tempuh (Food Technology, Life Science, Environmental Science, etc), karena Wageningen cocok dengan weton gw yang lahir Kamis Wage, dll, dll. Alasan gw sih jauh lebih dramatis dari hal-hal tersebut. Gw kuliah di Wageningen karena cuma ini satu-satunya universitas  yang nerima gw dari segi admission dan beasiswa, ngok!!! Mana pernah gw berencana kuliah di Belanda???? Pikiran gw tuh Yerman, Yerman, Yerman!! Tapi apa daya, manusia berencana, Tuhan menentukan, dan orang lain ngomentaran. Semua aplikasi gw di berbagai Universitas lain cuma sampai dapet Letter of Acceptance doang. Nggak ada beasiswa nggak berangkat dong, masalahnya ora ono duit, mau jual ginjal nggak mungkin, mau jual diri waktunya udah mepet banget mana sempet, dan dulu nggak kepikiran buat ngepet.

Tiba-tiba pas lagi browsing-browsing gw menemukan Wageningen University,’Ih apaan nih? Nggak pernah denger. Kok namanya nggak menjual amat?’, maklum akik (bukan batu) anak teknik, pikirannya cuma pokus di TU-Delft untuk urusan kampus Belanda. Biarpun namaya nggak menjual, diana nawarin beasiswa dan ada jurusan yang memper-memper dengan bekgron gw, yowis, sikattt!!!! Dan ternyata bener kata pepatah Sparta kuno, bahwa sesuatu yang paling tidak diharapkan biasanya didapatkan. Okelah, mulai saat ini gw berhenti mengharapkan Adam Levine. Aku berhenti mengharapkanmu Mz!!! *yakali*

And living my life in Wageningen  turned to be the best two years in my life. Sampai sekarang belum bisa move on, masih mau balik lagi ke sana. Mau kawin sama Edwin van der Sar aja!!! Dapat banyak pengalaman dan pelajaran hidup *tsahhhh*, ilmunya mungkin bisa dicari di Indonesia (mungkin), tapi pengalamannya nggak akan, not  a million years.

Jadi kalau ada yang mau nerusin kuliah di Wageningen, jangan ragu, kenapa:

1. Siapa tahu kalian ketemu partner untuk bikin challenge. Jadi penerus gw dan Sakana untuk bikin The Wageningen Challenge 2.

2. Desa ini kecil banget, kalau kemampuan mengingat tempat sangat terbatas dan kalian rentan nyasar, datangah ke Wageningen. Ini akan meminimalisir kemungkinan kalian buat nyasar. 

3. If you hate people, come to Wageningen. Males basa-basi, sosialisasi, atau mencintai hewan? Datang aja ke sini, banyak sapi (secara banyak penelitiannya) dan kuda yang sering jalan-jalan bebas di sekitaran sungai. Bergaul sama mereka bisa jadi pilihan bijak. 

4.Wageningen itu murah. Bandingkan dengan kota Belanda lainnya. Untuk Eropa daratan, Belanda itu mahal secara umum, (jangan dibandingin sama Inggris, Negara Skandinavia atau Swiss ya). Ga usah ribet bandingin sama Portugal, Spanyol, atau Itali, bandingin aja sama Yerman atau Belgia. Yerman dan Belgia jauh lebih murah daripada Belanda secara umum. Oleh karena itu, hidup di Wageningen berarti dapat kualitas hidup Belanda tapi lebih murah dari kota lainnya.

5. Suka menyapa. Oke, mungkin ini trait orang Belanda secara umum, tapi akan jauh lebih terasa di Wageningen. Di desa begini, orang cenderung lebih menyapa satu sama lain, coba di Amsterdam yang super sibuk, belum tentu ya bok. Temen gw orang Yerman pada suatu hari heboh sendiri,’Gw barusan naik bus masa disapa supirnya?? Gw nggak pernah digituin di Berlin.’ Okecip. 

6. Gampang kalau mau ice skating. Di sebelah Forum (gedung utama kampus Wageningen) ada danau gitu. Nggak danau sih, kayak kolam lumayan gede yang kalau winter membeku dan bisa banget buat main ice skating. Mumet pulang kuliah? Tinggal ngesot selemparan kolor lalu main skating. Tanchapppp!!!!

Sebelah kiri gedung paling besar ada kolam.
pic dari sini
7. Wageningen punya toko halal bernama Zamzam yang penjualnya ganteng bingits. Jadi si empunya toko ini adalah bapak asal Maroko dan Ibu asal Belanda. Sekarang coba bayangkan peranakan Maroko-Belanda *ngeces sebaskom*. Dan keluarga ini rumahnya tepat di depan housing gw (Asserpark), jadi gw kalo lagi parkir sepeda atau lari suka dadah-dadah sama masnya. Sebut saja Mas Zamzam. Slurp. 
pic dari sini
8. Meskipun gedung kampusnya tersebar, tapi karena Wageningen ini kecil, jadi gampang menjangkau satu tempat menuju tempat lainnya. Kenapa ini penting? Karena di Belanda, kamu bisa merasakan empat musim dalam satu hari. Asalanya panas mentereng bisa banget hujan besar bak badai secara tiba-tiba.

9. Untuk muda-mudi yang mengedepankan gaya hidup ramah lingkungan dan harus banget ngikutin tren sustainability, kuliahlah di sini. Dua tahun belakangan Wageningen jadi kampus ter-sustainable di Belanda berdasar pemkaian energi, air, dll. 

10. Kalau ini satu-satunya kampus yang menerima kamu dari segi admission dan beasiswa, kuliahlah di sini, ga usah banyak pertimbangan!!! Yaiyalah, lha wong nggak ada pilihan lain.


Luar biasa. Semoga pemirsa tercerahkan dan memtuskan untuk kuliah di Wageningen. Wageningen, City of Life Science.

pic dari sini
-cchocomint-

Thursday, January 1, 2015

The Wageningen Challenge #5 - Tantangan Keliling Belanda dalam Sehari

Selamat Tahun Baru 2015!!!

Yak setelah sebulan kemaren missing in action, kami kembali lagi dengan postingan terbaru. Maklum lah ya kita orang sibuk go internesyenel. Walopun baru gw doang aja, belum ma cchocomint. Tunggu aja nanti penayangannya 2-3 bulan lagi #iniseriusbukanhasidu

Okeh, balik ke topik.

The Wageningen Challenge episode 5 merupakan episode terakhir dari season ini. Karena pas lagi ngerayain 17 Agustusan, maka kita berdua bersatu padu dalam menyelesaikan tantangan ngelilingin Belanda pake kereta dalam sehari.


Bulan Agustus berarti pas summer, kok pake jaket? Summer di Belanda tetep dingin jendral!

Anyway, dengan bantuan mbak Linda sebagai kameramen, kita berhasil menyambangi 11 dari total 12 provinsi di Belanda dalam 16 jam. Edyan, Belanda emang kecil jendral! Kok bisa ya ngejajah Indonesia yang segini luas #tanyakenapa

Mahal ga sih biaya? Ga juga. Karena di Belanda ada yang namanya dagkaart alias day card. Dagkaart dengan harga diskon biasa dijual pada periode2 tertentu dan ada masa berlakunya. Ada yang dikeluarin langsung dari NS (ini semacam PT. KAI nya Belanda), ada juga yang dikeluarin sama supermarket macem HEMA, Blokker, Kruidvat dan AH. Range harganya mulai dari 14 - 18 Euro.

Dagkaart yang dikeluarin sama AH biasanya berupa activation code di struk belanja. Jadi kita harus masuk dulu ke link yang tertera di struk belanja itu. Setelah diaktifkan, kita bisa print tiket yang dalam bentuk pdf baik langsung ataupun yang dikirim ke email kita. Inget, yang berlaku sebagai tiket adalah tautan yang dalam bentuk pdf.

Trus ada juga yang udah langsung dalam bentuk tiket kayak yang dikeluarin ma Blokker dan Kruidvat.
Dagkaart Blokker

Contoh bentuk tiket dagkaart Kruidvat
 Tiket yang bentuknya kertas kayak gambar di atas harus divalidasi dulu di mesin cap yang ada di stasiun. Ada juga yang bentuknya kayak kartu gitu dan harus divalidasi di mesin check-in/out ov-chipkaart.

Nah kalo udah punya dagkaart, silahkan deh puter2in Belanda ampe mabok.

-sakana-